Kamis, 19 Juli 2012

Hujan pertama di minggu ini

Ini tadi udah ganti hari ternyata, padahal 5 menit yang lalu masih tanggal 18. Bener, saat aku menulis ini digit tanggal di widgetku baru saja berganti angka menjadi 19. Mata masih saja bening tanpa ada kemauan untuk tidur. Uapan-uapan dari mulut pertanda rindu kasur juga belum nampak.

Yah, seharian memang rasanya beda. Anggap saja aku memang egois, semua mungkin berpendapat lain. Tapi aku yakin pendapat mereka berbeda-beda tentang hal ini, trus yang sependapat dengan aku siapa?huhu. . Kembali jidatku menjadi sasaran empuk ketukan tanganku yang jahil.

Tapi emang serius kok, dari pagi udara yang menembus tulang berbalut entah daging tebal atau daging dan lemak ini terasa terganggu. Agak dingin sih memang apalagi matahari nampak malu-malu keluar dari awan, tumben banget lho. . Awan ngalahin gantengnya matahari.

Mulai beranjak siang, jalanan juga seharusnya panas. Sisik ikan yang sering nampak di kaki, untuk kali ini sedang libur. Seneng banget rasanya, namun lama-lama kerutan di dahi muncul bersamaan dengan manyunnya bibir. "ada apa to ini sebenarnya?"

Sampai malam hari, masih saja aneh. Harusnya langit berwarna hitam, wong udah malem kok ya!!! Bintang juga nampaknya liburan, kemana ya? Hawai mungkin ya. . Pokoknya jangan sampai ke bali lah, di sana udah banyak kok bintangnya bahkan hampir disetiap tourism place pasti ada. Bulan juga gak tau kemana, udah beberapa kali aku panggil yang merespon malah pacarku. Hmmm :-D

Di kamar berisik banget, ada Alex sama Rangga. Bertiga saling tonjok, sakit banget tonjokan mereka, tak tinggal diam merekapun aku tonjok. Gelagat tawa pun menghiasi kamar sampai akhirnya Dedi datang. Sayangnya tonjokan kami tidak diikuti gerakan tangan, mungkin yang bergerak cuma mental dan gengsi.

Kok makin malem makin bau tanah ya? Nafasku mulai menarik nafas dalam-dalam. Tanahnya tercium basah, khas memang. Aroma semacam ini sangat didambakan kebanyakan orang. Ah, basah dari mana? Daritadi adanya suara tawa kami, bapak-bapak ronda yang sudah terbiasa marah karena kami juga tak bersuara. Pokoknya suara kami menguasai kota jogja. Tapi bau tanah basah ini makin terasa.

Detik terus berjalan, umur juga makin berkurang. Fyuh. . . Lagi-lagi hari berganti dengan cepat tanpa permisi. Satu per satu member kamar ini tereliminasi waktu, sampai ketika hanya aku dan alex. Agak diam kami sekarang, tapi atap kami terasa dilempari batu kerikil masal. Oh my God!!!! Siapa yang marah lagi sama kami?!!! Sejenak terdiam barusadar, mendung + dingin + xxxx = bau tanah basah. Mendung + dingin + atap terlempari semacam kerikil = xxxx. Semakin kuat pikiran ini, xxxx pasti dan sangat pasti adalah itu. Langsung kaki ini berlari dengan tangan menyerbu pintu. Yah, bener. . Rambut penuh ketombe ini sudah basah. . Yes, akhirnya hujan, hujan ini sudah dari tadi walaupun sempat macet. Tawa ini seketika hilang dengan melihat basahnya cucian yang selama dua hari memang sengaja gak aku angkat.

Yep. . . Hujan pertama di minggu ini

Tidak ada komentar: